Gencatan senjata antara kelompok Houthi dan Amerika Serikat baru-baru ini mencuri perhatian dunia. Kesepakatan ini tercapai pada 6 Mei 2025, setelah serangkaian serangan yang dilakukan oleh AS terhadap posisi Houthi di Yaman. Dalam artikel ini, kita akan membahas latar belakang, peran intelijen AS, dan dampak dari gencatan senjata ini terhadap keamanan global.
Latar Belakang Gencatan Senjata Houthi-AS
Gencatan senjata ini menandai sebuah perubahan signifikan dalam dinamika konflik yang telah berlangsung lama di Yaman. Sejak awal 2025, serangan udara AS terhadap Houthi semakin intensif setelah kelompok ini menyerang kapal-kapal internasional di Laut Merah. Serangan ini diduga sebagai bagian dari solidaritas Houthi terhadap Palestina, yang sedang mengalami agresi dari Israel. Namun, serangan-serangan ini membuat Amerika Serikat dan negara-negara barat khawatir akan keamanan jalur pelayaran internasional.
Serangan Houthi terhadap Kapal-Kapal Internasional
Pada Oktober 2023, Houthi mulai menargetkan kapal-kapal yang melintasi Laut Merah, dengan menggunakan rudal dan drone. Tujuan serangan ini adalah untuk mendukung Palestina setelah Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Gaza. Serangan ini tidak hanya membahayakan kapal-kapal yang melintas, tetapi juga mempengaruhi jalur pelayaran internasional yang vital untuk perdagangan global.
Peran Amerika Serikat dalam Menanggapi Ancaman
Sebagai respons terhadap ancaman ini, Amerika Serikat melancarkan serangan udara yang menargetkan infrastruktur militer Houthi, termasuk sistem radar dan pertahanan udara. Serangan ini berlangsung sejak Maret 2025 dan menjadi bagian dari Operasi Rough Rider, yang merupakan salah satu serangan terbesar AS di kawasan tersebut. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kemampuan Houthi dalam melancarkan serangan lebih lanjut.
Peran Intelijen AS dalam Gencatan Senjata
Kesepakatan gencatan senjata ini tidak terjadi begitu saja. Intelijen AS memainkan peran kunci dalam memfasilitasi proses perundingan. Laporan intelijen menunjukkan bahwa Houthi mulai mencari jalan keluar dari konflik yang semakin merugikan mereka, baik secara militer maupun ekonomi.
Penyelidikan dan Diplomasi Melalui Oman
Gencatan senjata ini didorong oleh tekanan yang datang dari intelijen AS yang menunjukkan bahwa Houthi mulai kesulitan mempertahankan serangan mereka. Melalui saluran diplomatik yang difasilitasi oleh Oman, AS dan Houthi akhirnya sepakat untuk menghentikan permusuhan. Intelijen AS memberikan informasi yang menunjukkan bahwa Houthi sedang mencari jalan keluar, yang kemudian membuka pintu untuk perundingan.
Pengaruh Iran dalam Keputusan Houthi
Meskipun Iran tidak terlibat langsung dalam gencatan senjata ini, pengaruh mereka terhadap keputusan Houthi tidak dapat diabaikan. Sebagai sekutu utama Houthi, Iran memiliki kepentingan besar dalam stabilitas politik di Yaman dan kawasan Timur Tengah. Iran mendukung gencatan senjata ini karena dapat membantu memperkuat posisi mereka dalam perundingan internasional mengenai program nuklir Iran yang sedang berlangsung.
Implikasi Keamanan Global
Gencatan senjata antara Houthi dan AS memberikan dampak yang signifikan terhadap keamanan global. Meskipun kesepakatan ini membawa harapan untuk mengurangi ketegangan di kawasan tersebut, ada beberapa tantangan yang tetap ada.
Ancaman terhadap Israel Belum Berakhir
Salah satu tantangan utama dari gencatan senjata ini adalah bahwa Houthi tetap melanjutkan serangan mereka terhadap Israel. Pada 13 Mei 2025, militer Israel berhasil mencegat sebuah rudal hipersonik yang diluncurkan dari Yaman. Serangan ini menunjukkan bahwa meskipun ada kesepakatan dengan AS, Houthi tidak menghentikan serangan mereka terhadap negara-negara yang mereka anggap sebagai musuh, seperti Israel.
Kepentingan Ekonomi dan Keamanan Laut
Kebijakan Houthi yang menargetkan kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden mengancam jalur pelayaran internasional yang sangat penting untuk perdagangan global. Gencatan senjata ini menjadi penting karena dapat membantu mengurangi risiko gangguan terhadap lalu lintas perdagangan dan menjaga stabilitas ekonomi dunia.
Reaksi Internasional terhadap Gencatan Senjata
Reaksi terhadap gencatan senjata ini sangat beragam. Beberapa negara menyambut baik langkah ini, sementara yang lain mengungkapkan kekhawatiran.
Israel dan Keamanan Nasional
Pemerintah Israel merasa terkejut dengan kesepakatan ini, karena mereka tidak diberikan pemberitahuan sebelumnya mengenai gencatan senjata antara AS dan Houthi. Israel tetap mempertahankan hak untuk membela diri dan akan terus berupaya untuk mencegat serangan dari Houthi atau kelompok lain yang mengancam keamanan negara mereka.
Respon dari Iran dan Negara-Negara Teluk
Iran menyambut baik penghentian serangan terhadap kapal-kapal internasional dan memuji keberhasilan Houthi dalam mempertahankan posisi mereka. Negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi, juga menyambut baik gencatan senjata ini karena dapat membantu menjaga stabilitas di kawasan tersebut. Arab Saudi, yang terlibat dalam konflik Yaman, berharap bahwa gencatan senjata ini dapat membuka jalan bagi perdamaian yang lebih luas.
Reaksi PBB dan Organisasi Internasional
Sekretaris Jenderal PBB mengungkapkan sambutan positif terhadap gencatan ini. PBB memuji upaya diplomatik yang dilakukan oleh Oman, yang telah berperan penting dalam mengamankan kesepakatan tersebut. Organisasi internasional juga berharap bahwa gencatan ini dapat menjadi langkah awal menuju penyelesaian yang lebih permanen bagi konflik Yaman.
Harapan untuk Perdamaian di Yaman
Gencatan antara Houthi dan AS memberikan harapan baru untuk perdamaian di Yaman dan stabilitas di Timur Tengah. Meskipun ada tantangan yang masih harus dihadapi, seperti ancaman terhadap Israel dan gangguan terhadap perdagangan internasional, kesepakatan ini merupakan langkah positif menuju penyelesaian konflik yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.