Penanaman mangrove di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, menjadi langkah penting dalam menyelamatkan ekosistem pesisir yang semakin terancam. Program ini merupakan bagian dari inisiatif nasional untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan melindungi masyarakat pesisir. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menunjukkan keseriusan dalam menjaga lingkungan secara berkelanjutan.

Kolaborasi Strategis antara Pemerintah dan Swasta

Penanaman mangrove di Deli Serdang melibatkan berbagai pihak penting, termasuk perusahaan nasional dan kementerian terkait.

PT Freeport Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup

PT Freeport Indonesia menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dalam proyek “Mangrove for Life”. Proyek ini dimulai dengan penanaman 25 hektare mangrove di Kecamatan Percut Sei Tuan. Program ini menargetkan rehabilitasi 10.000 hektare hutan mangrove secara nasional hingga tahun 2041. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan pentingnya mangrove untuk menyerap karbon dan menjaga garis pantai dari abrasi.

Komitmen Terhadap Pemulihan Ekosistem

Penanaman mangrove bukan hanya simbolis, tetapi mencerminkan komitmen terhadap pemulihan ekosistem secara menyeluruh. Akar-akar mangrove membantu menjaga kualitas air dan menjadi habitat alami bagi berbagai spesies laut. Dengan pemulihan hutan mangrove, masyarakat pesisir juga diuntungkan secara ekonomi dan ekologis.

Peran Aktif Badan Restorasi Gambut dan Mangrove

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) turut memainkan peran besar dalam upaya rehabilitasi lingkungan ini.

Rehabilitasi Mangrove di Desa Tanjung Rejo

BRGM menanam mangrove di Desa Tanjung Rejo seluas 27 hektare menggunakan 43.200 bibit Rhizophora sp. Program ini dilakukan untuk melindungi area tambak masyarakat dari abrasi dan memperkuat ketahanan pesisir. Selain itu, mangrove juga memberi manfaat ekonomi melalui hasil laut seperti kepiting dan ikan.

Target Nasional untuk Restorasi

Kepala BRGM, Hartono, menyampaikan bahwa Sumatera Utara ditargetkan merehabilitasi 50.674 hektare hutan mangrove antara 2021 hingga 2024. Rehabilitasi ini mencakup wilayah-wilayah kritis yang terdampak aktivitas manusia seperti tambak dan pembangunan infrastruktur.

Keterlibatan Perusahaan dan Masyarakat Lokal

Inisiatif penanaman mangrove di Deli Serdang semakin kuat dengan dukungan perusahaan dan partisipasi masyarakat lokal.

Kontribusi Telkom Regional 1

Telkom Regional 1 menanam 5.000 bibit mangrove di Desa Tanjung Rejo sebagai bagian dari dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Fokus utama Telkom adalah pada aksi iklim dan perlindungan ekosistem laut. Inisiatif ini juga menjadi bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat sekitar.

Inisiatif PKSM di Paloh Panglima

Perkumpulan Konservasi Sumberdaya Mangrove (PKSM) bersama warga membangun jembatan dan menanam 4.000 batang mangrove. Aksi ini dilakukan di kawasan Paloh Panglima, Percut Sei Tuan. Kegiatan ini tidak hanya berfungsi ekologis, tetapi juga meningkatkan akses wisata dan pendidikan lingkungan.

Peran Akademisi dalam Edukasi dan Pengabdian

Universitas dan institusi pendidikan juga berperan penting dalam membentuk kesadaran lingkungan masyarakat.

Program Pengabdian Universitas Harapan Medan

Akademisi dari Universitas Harapan Medan melaksanakan program pengabdian di Pantai Muara Indah. Mereka menanam bibit mangrove sambil memberikan edukasi kepada warga tentang pentingnya menjaga ekosistem pesisir. Program ini tidak hanya mencakup penanaman, tetapi juga pemantauan tumbuh kembang mangrove.

Membangun Kepedulian Generasi Muda

Melalui pendekatan akademik, generasi muda diajak lebih peduli terhadap lingkungan. Partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ini membantu menyebarkan nilai-nilai konservasi sejak dini. Ini adalah investasi jangka panjang dalam membangun komunitas yang sadar akan keberlanjutan.

Manfaat Ekologis dan Ekonomi dari Mangrove

Mangrove memiliki banyak manfaat yang menjadikannya aset penting dalam pembangunan berkelanjutan.

Pelindung Alami dari Bencana

Hutan mangrove berfungsi sebagai pelindung alami dari gelombang besar, abrasi, dan badai. Struktur akar yang kuat menahan erosi dan menjaga stabilitas garis pantai. Keberadaan mangrove sangat penting di tengah meningkatnya ancaman perubahan iklim.

Sumber Pendapatan Masyarakat

Mangrove juga menjadi tempat hidup berbagai biota laut bernilai ekonomi tinggi. Banyak masyarakat menggantungkan hidupnya pada hasil tangkapan dari wilayah mangrove. Konservasi mangrove berarti menjaga sumber mata pencaharian warga pesisir.

Penanaman mangrove di Deli Serdang menunjukkan sinergi luar biasa antara pemerintah, swasta, masyarakat, dan akademisi. Upaya ini bukan hanya soal menanam pohon, tetapi membangun masa depan yang lebih berkelanjutan. Mangrove menjadi solusi nyata menghadapi krisis iklim, sekaligus menjadi sumber harapan bagi masyarakat pesisir.

Dengan penanaman ribuan hektare mangrove yang terus berlanjut, Deli Serdang kini menjadi contoh sukses rehabilitasi ekosistem pesisir di Indonesia. Keberlanjutan proyek ini akan sangat menentukan masa depan lingkungan dan kesejahteraan warga pesisir di masa mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *